Kamis, 27 Oktober 2011

Cerita ini hanya fiktif belaka 01


Jum’at minggu lalu gw dateng ke acara nikahannya rena, temen kecil gw. Disitu gw ketemu sama nimo gw… (bagi yang baca cintapuccino pasti tau maksud dari nimo itu siapa…). Si nimo, anggap aja itu namanya, dateng sama pacar baru nya…. Heeeeemmm…. Sedikit kaget. Tapi ternyata dia ngenalin cewenya sama gw…dengan berusaha bersikap sebiasa mungkin akhirnya gw bisa nguasain diri gw. Cewenya menurut gw biasa aja… standaaarr… (ga mau kalah gitu gw yah….) tapi emang gitu kok :p

Selain ketemu dia di acara itu gw juga ketemu sama temennya my exboyfriend, sebut aja namanya iqbal.. dy nyamperin gw trus kita ngobrol2… sempet ngebahas mantan gw sedikit, sedikiiiiit banget, sampe akhirnya kita tukeran pin. Berlanjut ke esok harinya…iqbal pun bbm gw, basa basi… dan dia bilang dia mau wisuda hari ini.…. Gw ucapin selamat sama dia karena hari itu dia wisuda. Hari yang ditunggu-tunggu setelah berjuang selama kuliah. Waktu bbman sama dia gw lagi kuliah… disaat temen-temen gw udah nyelesein kuliah nya, bahkan beberapa orang malah ada yang udah kerja… gw masih diruang kelas dengan dengerin ceramah dari para dosen gw. -__-

Setelah kuliah pun selesai tepat jam 1 siang. Pulanglah gw kerumah..sesampainya dirumah gw liat di hp gw ada bbm dari iqbal…. Yah dia lagiiiiii…. J  (seneng… walaupun ga tau apa yang bikin gw seneng waktu itu, hmmm… mungkin tepatnya gw tau tapi gw terlalu malu untuk cerita disini :p)
Sambil ngeluarin bebeh yang ada dikantong, gw pun mulai baca isi bbm nya.. “lg ngapain gita?”
Dan dengan semangat gw pun jawab “ baru pulang kuliah…. J “.

Pas udah berapa kali bbm-an. Tiba-tiba dia bilang dia mau ngasih pin gw ke ditto, mantan gw yang ga jelas bikin gw jomblo itu sejak kapan. ( yah inilah yang bikin gw seneng si iqbal bbm gw… ;P)

Okeeeiii…. Bahas sedikit tentang ditto.. dia itu cwo gw yang ilang sekitar 5 taun lalu. Canggih bener dia bisa ilang gitu aja dan selama 5 taun ini kita bener2 ga pernah ketemu sekalipun. Dia ninggalin gw gitu aja, bisa dibilang buang gw… bikin gw kaya orang bego nungguin dia selama setaun (Heeehh buat sang mantan… gw kan nungguin lo setaun tauuuu! *berasa ganteeeng -_- ). Waktu itu gw sms dia ga di bales, di telfon juga ga diangkat. Mau kerumahnya gw juga maluuuu…. Gengsi… ditambah lagi kata temennya ga usah dicari. Jadilah hubungan gw ga jelas sama dia. Bener kan kalo gw bilang gw ga tau kapan gw mulai jomblo???

Balik lagi ke jaman sekarang…
Sebenernya gw sempet punya pin dia beberapa bulan kemaren… tapi ilang karna gw upgrade dan pas gw minta lagi sama indra (soulmate ditto). Indra bilang ditto ga mau ngasih pinnya lagi ke gw. yowes karna udah terlanjur malu… akhirnya indra pun gw delete… hahahahaha….. emang enaaakk. Dan kalo sekarang si iqbal mau ngasih pin gw ke ditto gw yakin banget ditto ga mau. Tapi kata iqbal, ditto yang minta….pas gw certain. Kata iqbal, cerita versi gw dan ditto itu beda banget. Belakangan gw tau biang kerok dari ini semua adalah si indraaaa… cape deeehhh.. -_-

Ga lama setelah iqbal ngasih pin gw ke ditto. Ditto pun invite gw.. karna gw baik, gw accept lah dia… jadi temenan lah kita sekarang…. ^_^

Cerita nya udahan dulu aahh… besok2 dilanjut lagi yah ^^

Rabu, 12 Oktober 2011

Indikator dalam pelayanan di RS

Indikator-Indikator dalam pelayanan di Rumah sakit berdasarkan sensus harian rawat inap :

1. BOR atau Bed Occupancy Ratio

adalah angka penggunaan tempat tidur. Menurut Huffman (1994) BOR adalah "The ratio of patient bed count days in a periode under consideration". Sedangkan menurut Depkes RI (2005) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005)

Rumus : (Jumlah hari perawatan rumah sakit/(jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)) x 100%

2. AVLOS atau Average Length of Stay

adalah rata-rata lamanya pasien dirawat. Menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus :AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

3. TOI atau Turn Over Interval

adalah tenggang perputaran. TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus : TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +mati)

4. BTO atau Bed Turn Over

adalah angka perputaran tempat tidur. BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus : BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

5. NDR atau Net Death Rate

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus : NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰

6. GDR atau Gross Death Rate

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

Rumus : GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰

Selasa, 11 Oktober 2011

Peri merah Jambuu ^_*: TULisan Quww dimuLai haRi inii..

Peri merah Jambuu ^_*: TULisan Quww dimuLai haRi inii..: Pengeeeen banget rasanya jadi penulis hebat dan terkenal yang bisa membagikan ilmu yang saya punya dengan orang lain. Ide sudah banyak terci...

TULisan Quww dimuLai haRi inii..

Pengeeeen banget rasanya jadi penulis hebat dan terkenal yang bisa membagikan ilmu yang saya punya dengan orang lain. Ide sudah banyak tercipta dan topik apa yang akan saya bahas. Tpi, untuk mulai menggerakan pena ini dan menjadikannya sebuah tulisan ternyata tidak mudah. Faktor terbesar yang saya rasakan adalah takut bahasa yang saya gunakan tidak terlalu bagus atau malah jelek. (Mindeeeerr....). Berkali kali saya baca tips dan trik2 dalam menulis untuk menciptakan suatu tulisan yang hebat. Dan disemua tulisan menyarankan untuk segera memulai menulis apapun ide nya, sejelek apapun bentuk tulisan yang kita buat nanti. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin sering matahari terbit dan tenggelam, maka kita akan mulai terbiasa dengan menulis dan mulai mengetahui dimana letak kesalahan kita dengan berusaha untuk memperbaikinya tentunya. Dan sampailah pada tahap menghasilkan tulisan yang baik dan enak untuk dibaca.

Maka dengan bermodal nekat dan berani, saya akan mencoba menuliskan apapun yang ada di pikiran saya dalam blog ini. Kurang dan lebih nya saya harap pembaca dapat memakluminya.Karna penulis disini masih dalam tahap belajar...
Maka Kritiklah tulisan saya jika benar-benar jelek, perbaikilah tulisan saya jika benar-benar salah dan pujilah (sedikiiiiiiiiitt saja.....) tulisan saya jika kalian menganggapnya bagus ( Alhamdulillah yah.... sesuatu bangeett :) )

Berikanlah semua ide kalian dalam blog ini, maka kita akan mulai membahasnya.... :)

Terima kasiiihh ^_*

Definisi" yang berhubungan dengan kefarmasian

Dikutip dari PP 51/2009-Pekerjaan Kefarmasian

Berikut adalah beberapa definisi yang berhubungan dengan dunia kefarmasian.
a) Pekerjaan kefarmasian : pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pemgelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

b) Sediaan farmasi : obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika

c) Tenaga kefarmasian : tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian

d) Pelayanan kefarmasian : suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasoen.

e) Apoteker : sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

f) Tenaga teknis kefarmasian : tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analisis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker.

g) Fasilitas kesehatan : sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

h) Fasilitas kefarmasian : sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

i) Fasilitas produksi sediaan farmasi : sarana yang digunakan untuk memperoduksi obat, bahan baku obat, obat tradisional dan kosmetika.

j) Fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi : sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan sediaan farmasi yaitu pedagang besar farmasi dan instalasi sediaan farmasi.

k) Fasilitas pelayanan kefarmasian : sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat atau praktek bersama.

l) Pedagang besar farmasi : perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undang.

m) Apotek : sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.

n) Toko obat : sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran.

o) Standar profesi : pedoman untuk menjalankan praktek profesi kefarmasian secara baik

Jumat, 14 Januari 2011

Vitamin Canggih untuk Tubuh ^^


Vitamin C Untuk Tubuh
Vitamin C atau sering dikenal dengan istilah asam askorbat sangat bermanfaat bagi tubuh. Kebutuhan akan vitamin C dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi suplemen makanan yang mengandung vitamin C, buah-buahan maupun sayur-sayuran. Bila kebutuhan vitamin ini terpenuhi dalam tubuh maka tubuh pun akan terbebas dari berbagai macam penyakit.
Dosis yang dibutuhkan dalam mengkonsumsi vitamin C adalah 25-75 mg/hari untuk pencegahan, 1 sampai 3 kali sehari 200-500 mg untuk pengobatan, sedangkan kebutuhan untuk anak-anak dengan usia 3 bulan-12 tahun sebanyak 25-75 mg. Kelebihan vitamin C yang berasal dari buah dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urine. Namun untuk vitamin c yang diperoleh dari mengkonsumsi suplemen makanan batas maksimum yang diperbolehkan adalah 1000 mg/hari. Sebaiknya vitamin ini dikonsumsi setiap hari karena sifatnya yang larut dalam air sehingga tidak bisa disimpan dalam tubuh, dengan catatan vitamin c yang dikonsumsi sesuai dengan dosis yang tertera diatas.
Apabila seseorang kekurangan vitamin c maka akan menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Gejalanya ialah pembengkakan dan pendarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi
empuk, anemia, dan deformasi tulang. Penyakit sariawan yang akut dapat disembuhkan dalam beberapa waktu dengan pemberian 100 sampai 200 mg vitamin C per hari. Bila penyakit sudah kronik perlu diperlukan waktu lebih lama untuk penyembuhannya dan suplai vitamin C yang lebih ditingkatkan. 
Vitamin c dapat diperoleh dari buah-buahan segar. Buah yang masih segar atau mentah kandungan vitamin c nya lebih banyak daripada buah yang sudah matang atau terlalu matang. Buah yang masih segar juga lebih baik dikonsumsi daripada buah-buahn yang sudah melalui proses pengolahan. Karena dalam proses pengolahan akan melalui tahap pemanasan maka vitamin c yang terkandung dalam buah akan rusak. Dimana sifat dari vitamin c adalah mudah larut dalam air dan juga mudah rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali. Buah yang banyak mengandung vitamin c adalah jeruk. Sedangkan sayuran yang mengandung vitamin c adalah Bayam, brokoli, cabe hijau, dan kubis. Sayuran ini juga mengandung vitamin c yang baik bahkan juga setelah dimasak. Konsumsi bahan sayuran dan buah dalam keadaan segar, dapat menyediakan kebutuhan tubuh akan vitamin ini. Hanya saja terkadang kita sering kurang memperhatikan cara pengolahan bahan yang benar, sehingga vitamin C rusak dan terbuang percuma. Saat proses merebus sayuran, guna mempertahankan kesegaran warna sering ditambahkan baking soda. Penambahan baking soda pada saat memasak sayuran,  dapat merusak kandungan vitamin C pada sayuran. Oleh karena itu sebaiknya dalam pengolahan sayuran tidak menggunakan bahan tambahan yang dapat merusak kandungan zat gizi. 

                                                                                                     

Minggu, 02 Januari 2011

AKARBOSA atau ACARBOSE

( BM 645,605 g/mol )
C25 H43 N O18













Nama dan struktur
O-4,6-dideoxy-4-[[(1S,4R,5S,6S)-4,5,6-trihydroxy-3-( hydroxymethyl)-2-cyclohexen-1-yl] amino]-a -D-glucopyranosyl-(1->4)-O-a -D-glucopyranosyl-(1->4)-D-glucose

Sifat fisikokimia
serbuk berwarna putih tulang (off-white), larut dalam air.

Keterangan
Acarbose adalah oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi Actinoplanes utahensis.

Data farmakokinetik
Bioavailabilitas
Sangat rendah
Metabolisme
Saluran pencernaan
Paruh
2 jam
Pengeluaran
Ginjal (kurang dari 2%)


Acarbose adalah obat anti-diabetes digunakan untuk mengobati tipe 2 diabetes mellitus. acarbose dijual di Eropa dengan nama merek Glucobay ( Bayer AG ), di Amerika Utara sebagai Precose ( Bayer Farmasi ), dan di Kanada sebagai Prandase (Bayer AG ). Acarbose merupakan inhibitor glukosidase alfa, enzim pencernaan yang diperlukan untuk mencerna karbohidrat. Hal ini menurunkan kadar gula dalam darah. Acarbose kadang digunakan bersamaan dengan obat diabetes lainnya yang dikonsumsi secara oral (melalui mulut).

Indikasi

Untuk mengobati diabetes tipe 2 (non insulin-dependent). Sebagai tambahan pada terapi OHO sulfonilurea atau biguanida pada Diabetes mellitus yang tak dapat dikendalikan dengan diet dan obat-obat tersebut. Acarbose terutama sangat bermanfaat bagi pasien DM yang cenderung meningkat kadar gula darahnya segera setelah makan (hiperglikemia postprandial), pasien DM yang diterapi dengan insulin, umumnya akan menurun penggunaan insulinnya jika sudah dikombinasi dengan acarbose.Obat-obat inhibitor alpha-glukosidase dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dalam bentuk kombinasi dengan obat diabetes lainnya, seperti OHO golongan sulfonilurea, metformin, atau insulin.

Dosis
  1. Dosis awal: 50 mg melalui mulut (per oral), 3 kali sehari dengan makanan.
  2. Tingkatkan dosis dengan jarak 4-8 minggu, sesuai yang dibutuhkan.
  3. Dosis rumatan: 100 mg melalui mulut (per oral), 3 kali sehari dengan makanan.
  4. Dosis maksimum: 200 mg melalui mulut (per oral) , 3 kali sehari dengan makanan.
Farmakologi
          Senyawa-senyawa inhibitor alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida,pada dinding usus halus.Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor alpha-glukosidase juga menghambat enzim a-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida  di dalam lumen usus halus. Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas.Oleh sebab itu tidak menyebabkan hipoglikemia, kecuali diberikan bersama-sama dengan OHO yang lain atau dengan insulin.Obat ini efektif bagi pasien dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl.Pasien yang mendapat terapi acarbose saja umumnya tidak akan meningkat berat badannya, bahkan akan sedikit menurun.Acarbose dapat diberikan dalam terapi kombinasi dengan  sulfonilurea, metformin, atau insulin.

Pelaksanaan:
Berikan dosis dengan diawali makan terlebih dahulu.

Stabilitas Penyimpanan
           Jangan simpan di atas 25°C. Jauhkan dari lembab, wadah sebaiknya selalu tertutup rapat.

Efek Samping
          Acarbose tidak diserap ke dalam darah, oleh sebab itu efek samping sistemiknya minimal.Efek samping yg sering terjadi, terutama gangguan lambung, lebih banyak gas, lebih sering flatus dan kadang-kadang diare, yg akan berkurang setelah pengobatan berlangsung lebih lama. Efek samping ini dapat berkurang dgn mengurangi konsumsi karbohidrat.Kadang-kadang dapat terjadi gatal-gatal dan bintik-bintik merah pada kulit, sesak nafas, tenggorokan serasa tersumbat, pembengkakan pada bibir, lidah atau wajah.Bila diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea atau dengan insulin, dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan glukosa murni, jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian sukrosa (gula pasir).

Interaksi

          - Dengan Obat Lain : Alkohol: dapat menambah efek hipoglikemik. Suplemen enzim pencernaan seperti pancreatin (amilase, protease, lipase) dapat mengurangi efek acarbose apabila dikonsumsi secara bersamaan. Antagonis kalsium: misalnya nifedipin kadang-kadang mengganggu toleransi glukosa. Antagonis Hormon: aminoglutetimid dapat mempercepat metabolisme OHO; oktreotid dapat menurunkan kebutuhan insulin dan OHO. Antihipertensi diazoksid: melawan efek hipoglikemik. Antidepresan (inhibitor MAO): meningkatkan efek hipoglikemik. Hormon steroid: estrogen dan progesterone (kontrasepsi oral) antagonis efek hipoglikemia. Klofibrat: dapat memperbaiki toleransi glukosa dan mempunyai efek aditif terhadap OHO. Penyekat adrenoreseptor beta : meningkatkan efek hipoglikemik dan menutupi gejala peringatan, misalnya tremor. Penghambat ACE: dapat menambah efek hipoglikemik . Resin penukar ion: kolestiramin meningkatkan efek hipoglikemik acarbose. Obat-obat yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah, seperti obat-obat diuretika (misalnya hidroklortiazida, klorotiazida, klortalidon, indapamid, dan lain-lain), senyawa steroid (misalnya prednisone, metilprednisolon, estrogen), senyawa-senyawa fenotiazin (misalnya  klorpromazin, proklorperazin, prometazin), hormone-hormon tiroid, fenitoin, calcium channel blocker (misalnya verapamil, diltiazem, nifedipin).

          - Terhadap Kehamilan : Risiko kehamilan FDA : katagori B (diperkirakan tidak berbahaya terhadap janin), namun demikian pemakaiannya pada ibu hamil tetap harus berhati-hati.

          - Terhadap Ibu Menyusui : Hasil penelitian dengan hewan percobaan menunjukkan bahwa acarbose  dapat masuk ke dalam air susu dan mempengaruhi bayi yang disusui, namun belum diketahui apakah hal ini juga terjadi pada manusia.Namun karena banyak obat yang dapat masuk ke dalam air susu ibu, maka acarbose sebaiknya tidak diberikan pada ibu menyusui, kecuali dokter mempunyai pertimbangan lain.

          - Terhadap Anak-anak : Tidak disarankan untuk anak-anak.

          - Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring
          Kadar glukosa darah puasa : 80–120mg/dl, Kadar  hemoglobin A1c : <100mg/dl, Gejala hipoglikemia.

Bentuk Sediaan
          Tablet 25 mg, 50 mg, dan 100 mg

Informasi Pasien
          • Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker.
          • Obat ini hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh.
 • Obat ini hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet (pola makan) dan olah raga.
          • Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter
          • Monitor kadar glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter
 • Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang), pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter.
• Jika Anda sudah pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa sekantung kecil gula jika Anda bepergian. Segera makan gula begitu Anda mendapat serangan hipoglikemia.
          • Laporkan pada dokter jika Anda berencana untuk hamil
• Obat ini tidak boleh dikonsumsi semasa hamil atau menyusui, kecuali sudah diizinkan oleh dokter.

Mekanisme Aksi
          Menghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding usus halus dan  menghambat enzim alfa-amilase pankreas, sehingga secara keseluruhan menghambat pencernaan dan absorpsi karbohidrat. Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas.

Efek Samping:
  1. Efek GI seperti flatulence, bengkak. Hepatotoxicity mungkin terjadi dengan Acarbose.
  2. Mungkin memberikan dorongan terhadap munculnya reaksi GI yang merugikan.
Daftar Pustaka
http://www.diskes.jabarprov.go.id